Bank

BRI Ingatkan Masyarakat Bahaya APK Tak Resmi: Ancaman Malware dan Keamanan Data

BRI Ingatkan Masyarakat Bahaya APK Tak Resmi: Ancaman Malware dan Keamanan Data
BRI Ingatkan Masyarakat Bahaya APK Tak Resmi: Ancaman Malware dan Keamanan Data

Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengeluarkan imbauan penting untuk masyarakat terkait dengan keamanan digital. 

Dalam sebuah pernyataan resmi, BRI mengingatkan pentingnya hanya mengunduh aplikasi dari sumber resmi seperti Google Play Store untuk mencegah ancaman malware yang bisa mengakibatkan pencurian data pribadi dan perbankan. Hal ini menjadi perhatian utama seiring dengan peningkatan ancaman siber yang semakin kompleks, Jumat, 3 Januari 2025.

Arga M. Nugraha, Direktur Digital & Teknologi Informasi BRI, menekankan pentingnya langkah pencegahan ini. "Kami mengimbau agar masyarakat selalu mengunduh aplikasi hanya dari sumber resmi seperti Google Play Store, terutama untuk aplikasi yang terkait dengan layanan perbankan. Hal ini merupakan langkah pertama yang sangat penting untuk melindungi perangkat dan data pribadi dari ancaman yang semakin kompleks," ujarnya dalam keterangan pers, Jumat, 3 Januari 2025. Peringatan ini muncul setelah beberapa kasus serangan malware yang menyebabkan pencurian data pribadi dan bisa berujung pada kehilangan dana di bank.

Pengunduhan aplikasi dari sumber yang tidak resmi memberikan celah bagi penyerangan oleh malware. Ketika sebuah aplikasi diunduh dari tempat yang tidak terpercaya, risiko infeksi malware meningkat drastis. Malware ini dapat berfungsi mencuri informasi pribadi, termasuk data perbankan pengguna. Pencurian tersebut jelas merugikan dan dapat mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.

BRI juga memberikan beberapa langkah pencegahan yang perlu diperhatikan oleh masyarakat. Pertama, selalu memverifikasi izin aplikasi sebelum mengunduh atau memasang aplikasi apapun. Hal ini untuk memastikan aplikasi tersebut tidak meminta akses ke data atau fitur yang tidak diperlukan. Selain itu, masyarakat disarankan untuk secara rutin memperbarui aplikasi mobile banking mereka. Pembaruan ini sering mencakup perbaikan terhadap celah keamanan yang ditemukan pada versi sebelumnya.

Langkah pencegahan lain yang disarankan oleh BRI adalah mengaktifkan fitur Play Protect yang tersedia di Google. Fitur ini membantu mendeteksi dan mencegah aplikasi berbahaya agar tidak merusak perangkat. "Aktifkan fitur Play Protect pada perangkat Android untuk memindai dan memblokir aplikasi berbahaya secara otomatis," saran Arga sebagai langkah kedua setelah memastikan sumber aplikasi resmi.

Pencegahan lebih lanjut termasuk penting untuk mengaktifkan opsi instalasi dari sumber tidak dikenal pada pengaturan perangkat. Ini untuk mencegah instalasi aplikasi dari luar toko aplikasi resmi yang bisa membawa malware. Arga juga menyarankan pengguna agar menonaktifkan fitur Accessibility Services yang ada pada Android untuk menghindari penyalahgunaannya oleh aplikasi berniat jahat.

Masyarakat juga diimbau untuk memeriksa izin aplikasi dengan cermat, terutama yang berkaitan dengan data sensitif dan fitur perangkat seperti kamera, mikrofon, dan lokasi. Memperbarui aplikasi mobile banking ke versi terbaru yang selalu penting agar tetap mendapatkan perlindungan dari potensi ancaman baru.

Dalam situasi darurat ketika perangkat terindikasi terkena APK berbahaya, BRI memberikan panduan tindakan cepat yang dapat dilakukan pengguna. Pertama, segera nonaktifkan akses ke aplikasi mobile banking atau layanan keuangan lain di perangkat yang terinfeksi. Langkah ini penting untuk mencegah penyalahgunaan data lebih lanjut.

Pengguna juga diminta untuk segera menghubungi Call Center BRI di 1500-017 agar mendapatkan bantuan dan panduan langsung dari tim keamanan BRI. Langkah terakhir yang bisa dilakukan jika situasi makin buruk adalah melakukan “Factory Reset” pada perangkat untuk mengembalikan ke kondisi aman.

“BRI mengajak seluruh masyarakat untuk lebih waspada dan proaktif dalam menjaga keamanan digital mereka. Dengan memahami dan mengimplementasikan langkah-langkah perlindungan yang tepat, masyarakat dapat mengurangi risiko dan melindungi diri dari ancaman siber yang semakin kompleks,” tandas Arga menekankan pentingnya kesadaran akan ancaman siber.

Keamanan dalam penggunaan digital dan pengelolaan informasi pribadi adalah tanggung jawab bersama. Memahami risiko dan tetap waspada adalah kunci dalam memanfaatkan teknologi dengan bijak. Dengan mengikuti panduan yang diberikan, risiko ancaman dapat dikurangi secara signifikan, memberikan rasa aman dalam bertransaksi perbankan digital.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index