Pembangunan jalan tol Semarang-Demak Seksi 1 menjadi sorotan perhatian masyarakat dan pakar konstruksi. Proyek ini mengadopsi metode inovatif dengan memanfaatkan sekitar 9 juta batang bambu dalam konstruksinya. Penggunaan bambu ini bukan sekadar estetika, melainkan sebagai strategi teknis untuk meningkatkan stabilitas dan daya dukung tanah.
Menurut Ardita Manurung, PPK Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak II, bambu-bambu tersebut dipasok dari berbagai wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Beberapa daerah penghasil bambu yang terlibat yaitu Majalengka, Boyolali, dan Temanggung. Jenis bambu yang dipilih antara lain Bambu Ampel, Bambu Balku, Bambu Wulung, dan Bambu Legi. "Asal bambu antara lain dari Majalengka, Boyolali, Temanggung. Membutuhkan total sekitar 9 juta batang," jelas Ardita saat dikonfirmasi pada Jumat, 3 Desember 2025.
Bambu yang digunakan dalam proyek ini berfungsi sebagai material untuk matras dan cerucuk bambu pada tahap soil improvement atau perbaikan tanah. Setiap batang bambu tersebut dipilih dengan panjang ideal sekitar 8 meter untuk memastikan efektivitas dalam penggunaannya. "Untuk matras bambunya sudah 85 persen, cerucuk bambunya 79 persen," tambah Ardita, menekankan pada kemajuan yang signifikan dari proyek ini.
Proses pembangunan ini telah menjalani berbagai pengujian ketat guna memastikan efisiensi dan keandalannya. Direktur Jenderal Bina Marga, Rachman Arief Dienaputra, mengungkapkan bahwa bambu sudah melewati proses uji tarik dan uji lentur yang dilakukan oleh Balai Bahan dan Struktur Bangunan Gedung dari Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan. Hal ini untuk menjamin matras bambu yang digunakan benar-benar dapat diandalkan dalam meningkatkan kapasitas daya dukung tanah dasar di area konstruksi tersebut. "Kita lakukan dua jenis uji. Yang pertama adalah uji tarik dan kedua adalah uji lentur," katanya.
Penggunaan bambu dalam konstruksi ini bukan tanpa alasan. Secara teknis, matras bambu membantu menjaga penurunan tanah agar tetap berada dalam batas aman. Matras ini bertugas mendistribusikan beban timbunan secara merata dan meminimalisir perbedaan penurunan akibat perbedaan kekakuan tanah. Matras ini juga berfungsi untuk memberikan daya apung, sementara cerucuk bambu berperan dalam meningkatkan daya dukung lekat (friction). "Ini adalah hal yang luar biasa," ucap Arief menegaskan, "Seringkali orang ragu terkait dengan kekuatan bambu, tapi ini sudah dilakukan uji lentur, uji tekan sehingga penggunaan matras bambu aman dilakukan untuk konstruksi ini."
Rencana pembangunan jalan tol ini tidak hanya mendapat perhatian karena penggunaan teknik yang berbeda. Namun, hal ini juga menandai komitmen terhadap keberlanjutan dan inovasi teknologi lokal, yang mampu memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah sekaligus menekan dampak lingkungan yang biasanya dihasilkan dari penggunaan material yang lebih konvensional.
Jalan tol Semarang-Demak diharapkan tidak hanya mempermudah akses dan ekonomi masyarakat sekitar namun juga menjadi proyek percontohan dalam implementasi teknik konstruksi berkelanjutan. Kombinasi antara metode tradisional dengan ilmu pengetahuan modern menunjukkan bahwa inovasi di dunia pembangunan infrastruktur tidak harus selalu konvensional. Penggunaan bambu yang begitu masif dan terstruktur bisa jadi akan memicu tren baru dalam industri ini.
Melalui proyek ini, Indonesia seakan membuktikan bahwa kearifan lokal dapat berdampingan harmonis dengan kebutuhan pembangunan modern, menciptakan solusi yang tidak hanya efektif namun juga ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang menjadi agenda banyak negara saat ini.
Dengan progres yang sudah mencapai 85 persen untuk matras dan 79 persen untuk cerucuk bambu, diharapkan seluruh pekerjaan fisik jalan tol Semarang-Demak dapat segera diselesaikan dan difungsikan demi meningkatkan konektivitas di wilayah Jawa Tengah. Keberhasilan proyek ini turut menjadi bahan evaluasi dan pembelajaran bagi proyek-proyek besar lainnya di masa depan, terutama yang melibatkan teknologi dan material lokal dengan karakteristik yang unik namun efektif seperti bambu.