PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) telah mengungkapkan detail lengkap mengenai komponen biaya penerbangan haji yang akan terjadi pada tahun 2025. Dalam paparan yang disampaikan oleh Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan, di hadapan Komisi VIII DPR RI pada Kamis, 2 Januari 2025, disampaikan bahwa beberapa elemen utama menjadi perhatian dalam penyusunan biaya penerbangan haji.
Komponen pertama yang disoroti adalah tiket perjalanan udara, yang terdiri dari biaya langsung seperti bahan bakar dan biaya operasional pesawat lainnya, serta biaya tidak langsung seperti biaya layanan bandara atau Passenger Service Charge (PSC). "Biaya ini menjadi faktor dominan dalam struktur harga tiket yang harus disesuaikan dengan harga bahan bakar dan tarif layanan bandara," ujar Wamildan.
Selain itu, Garuda Indonesia juga menanggung biaya transportasi darat untuk jemaah dan bagasi dari asrama haji menuju bandara dan sebaliknya saat jamaah dipulangkan ke Tanah Air. "Ini adalah tanggung jawab kami untuk memastikan kenyamanan dan keamanan perjalanan para jemaah haji," tambah Wamildan.
Komponen ketiga yang disampaikan adalah penyediaan koper bagi jemaah, yang terdiri dari satu set koper besar, satu set koper kabin, satu tas paspor, dan satu ransel khusus Armuzuna. Semua koper ini menggunakan bahan berkualitas hard case untuk menjamin keamanan barang bawaan para jemaah dalam perjalanan.
Selain aspek logistik, Garuda Indonesia juga memfasilitasi penyediaan air zam-zam yang didistribusikan sejak penerbangan pertama. Distribusi ini dilakukan dengan penuh perhatian sebagai bagian dari layanan penuh perhatian maskapai untuk para calon haji. "Kami memastikan bahwa semua kebutuhan spiritual para jemaah terlayani hingga ke detail sekecil mungkin," jelas Wamildan.
Layanan bagasi juga dirancang untuk memberikan kemudahan bagi jemaah, mulai dari pengangkutan bagasi dari asrama haji domestik ke bandara saat keberangkatan hingga pengumpulan bagasi pada saat fase kepulangan. Dalam aspek ini, Garuda Indonesia berkomitmen untuk menyediakan layanan yang efisien dan terpercaya.
Tidak ketinggalan, Garuda Indonesia juga menyediakan asuransi bagi jemaah haji yang meninggal di area bandara pada saat keberangkatan ataupun kepulangan. "Asuransi ini adalah bentuk tanggung jawab kami untuk menjamin ketenangan pikiran bagi para jemaah dan keluarga mereka selama proses perjalanan," kata Wamildan.
Dalam konteks pemeriksaan biaya haji secara keseluruhan, Ketua Panitia Kerja (Panja) Haji DPR Abdul Wachid menyatakan bahwa ada lima komponen biaya utama yang perlu dievaluasi untuk menekan biaya haji yang saat ini diusulkan sekitar Rp 93 juta. "Komponen tersebut mencakup biaya penerbangan, katering, pemondokan, pelayanan, dan transportasi jemaah haji," ungkap Abdul Wachid saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Abdul menekankan bahwa dengan mengevaluasi secara mendetail dan efisien kelima komponen tersebut, pemerintah bisa mengoptimalkan biaya haji dan meringankan beban yang harus ditanggung oleh para calon haji. "Dengan kerja sama antara maskapai, pemerintah, dan stakeholder lainnya, kita berharap dapat menurunkan biaya haji secara signifikan," ujarnya optimistis.
Dalam upaya untuk melayani penerbangan haji 2025, Garuda Indonesia telah menyiapkan 14 pesawat yang siap mengangkut jemaah. Ini merupakan bagian dari komitmen maskapai nasional untuk mendukung kelancaran pelaksanaan haji, mulai dari keberangkatan hingga kepulangan.
Dengan evaluasi mendalam dan kolaborasi yang baik antara semua pihak terkait, diharapkan biaya haji tahun 2025 bisa lebih terjangkau tanpa mengorbankan kualitas pelayanan kepada para jemaah. Ke depan, evaluasi semacam ini diharapkan dapat menjadi standar baru dalam penentuan biaya haji yang adil dan transparan. Garuda Indonesia sendiri berkomitmen untuk terus memberikan layanan terbaik bagi seluruh jemaah haji Indonesia.