PT Garuda Indonesia, maskapai penerbangan milik Badan Usaha Milik Negara, merencanakan ekspansi besar-besaran dengan menargetkan penambahan 20 armada pesawat pada tahun 2025. Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memperluas layanan penerbangan baik di rute domestik maupun internasional, serta meningkatkan daya saing di industri penerbangan global.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan, optimis bahwa penambahan armada ini akan meningkatkan kualitas layanan dan mengatasi kekurangan kapasitas yang ada saat ini. Saya sampaikan, untuk Garuda Indonesia tahun ini 2025 kami targetnya menambah sampai 20 pesawat, ujar Wamildan dalam keterangan resminya, Jumat, 3 Januari 2025.

Tahapan Penambahan Armada Dimulai

Wamildan mengungkapkan bahwa proses penambahan armada ini akan dilakukan secara bertahap. Dimulai pada Januari 2025, Garuda Indonesia akan menerima dua pesawat Boeing pertama. Selain itu, satu pesawat Boeing 737 tambahan direncanakan akan beroperasi pada Februari mendatang. Harapannya nanti, pada akhir 2025, total penambahan pesawat bisa mencapai 20 unit, tambahnya.

Namun, bukan tanpa tantangan. Wamildan mengakui bahwa pasar penerbangan global saat ini tengah mengalami kesulitan dalam mendapatkan armada, baik yang baru maupun bekas. Hal ini sedikit banyak mempengaruhi rencana ekspansi tersebut. Meski menghadapi tantangan, kami tetap berkomitmen untuk memaksimalkan pemanfaatan armada yang diperoleh, jelasnya.

Strategi dan Prioritas Perusahaan

Langkah ekspansi ini tidak hanya fokus pada penambahan armada, tetapi juga dipadukan dengan strategi peningkatan efisiensi. Fokus utama Garuda Indonesia adalah memastikan bahwa armada yang diperoleh memiliki jenis dan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan operasional. Rute kami itu sudah banyak. Yang kurang pesawatnya. Jadi, inilah kenapa prioritas utama dari saya saat ini dan juga tim, kita tambah kapasitas pesawatnya. Harapannya nanti bisa meng-cover semua rute yang ada, ungkap Wamildan.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir turut memberikan pandangannya mengenai kebutuhan industri penerbangan Indonesia. Menurut Erik, Indonesia saat ini membutuhkan sekitar 750 pesawat untuk memenuhi permintaan pasar, namun yang tersedia baru sekitar 400-an. Ini menunjukkan bahwa industri masih perlu berfokus pada efisiensi, mengingat jumlah pesawat yang terbatas, katanya.

Efisiensi sebagai Fokus Utama

Erick Thohir menegaskan bahwa efisiensi operasional harus menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan pesawat bagi maskapai. Kalau kami melihat, kita tidak prejudis antara merek satu dan merek lainnya. Tetapi tentu yang kita bicarakan nomor satu efisiensi dari pada penggunaan jenis-jenis pesawat tersebut untuk tujuannya, jelasnya.

Efisiensi penggunaan pesawat dapat memberikan keuntungan bagi maskapai, dengan memperhatikan jarak penerbangan dan jenis pesawat yang digunakan. Hal ini sejalan dengan upaya Garuda Indonesia untuk meningkatkan performa dan kualitas layanan demi memenuhi ekspektasi penumpang serta bersaing di pasar internasional.

Persiapan Menghadapi Persaingan

Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di tingkat global, Garuda Indonesia menyadari pentingnya memiliki armada yang tidak hanya cukup dari segi kuantitas, tetapi juga berkualitas dari segi operasional. Oleh karena itu, penambahan 20 pesawat pada tahun 2025 diharapkan dapat menjadi titik balik bagi maskapai kebanggaan Indonesia ini untuk mengoptimalkan potensi yang ada dan turut memperkuat konektivitas udara Indonesia.

Langkah strategis ini diharapkan akan mendapat respon positif dari para pemangku kepentingan dan masyarakat pengguna jasa penerbangan, sekaligus memperkuat posisi Garuda Indonesia sebagai salah satu maskapai terbaik di Asia Tenggara.

Dengan rencana ambisius ini, Garuda Indonesia siap menyongsong tahun 2025 dengan optimisme tinggi, menjadikan pengalaman terbang penumpangnya semakin memuaskan, serta turut berkontribusi pada pertumbuhan industri penerbangan nasional.